Pagi ini di televisi Nihon, acara kesukaan kami ZIP menampilkan “lucu”nya hubungan ibu dan anak melalui message yang dikirimkan lewat LINE atau email. Biasanya memang anaknya sudah lumayan besar (SMP ke atas) dan ibunya masih muda berusia 40-an (konon sekitar 40% dari ibu usia 40-an ini sudah memakai LINE). Topik ini diangkat karena dalam musim gugur, semakin dingin, cinta ibu semakin “panas” .
Aku jadi ingat kirim-mengirim email lewat inbox FB dengan anak sulungku yang telah kutulis di sini. Memang aneh rasanya berhubungan lewat tulisan dengan lewat lisan (telepon). Dalam acara TV itu juga ditampilkan “kesalahan” ibu-ibu dalam menulis message. Ada ibu yang mau “gaul” sehingga selalu pakai gambar ikon di akhir kalimat. Atau sering salah menulis kanji atau kalimat. atau mengajukan banyak pertanyaan dalam satu pengiriman sehingga anaknya jadi bingung harus membalas yang mana duluan 😀 Atau ibunya ingin memberitahukan semua kegiatannya (laporan) pada anaknya, sehingga mengirim foto-fotonya dengan teman-temannya. LUCU! Tapi ini semua merupakan usaha seorang ibu untuk mempertahankan KOMUNIKASI dengan anaknya. Aku ikut tersenyum dan tertawa, tapi aku tahu 10 tahun lagi, 20 tahun lagi aku juga akan begitu!
Kemarin aku mengirimkan paket kepada seorang sahabat di Osaka. Melati-san yang bertubi-tubi dirudung kemalangan. Dia sangat cinta Indonesia, tapi karena kondisi ekonominya sekarang, dia tidak bisa pergi ke Indonesia. Bahkan untuk ke Tokyo mengunjungiku saya juga tidak bisa 😦 Soal uang dan soal waktu. Jadi kemarin aku memasukkan indomie, abon, arum manis, bumbu gado-gado, bumbu instant, sambal, scarf, minyak telon dan lisptick, krupuk. snack, coklat….apa saja yang kupunya kubagi sedikit-sedikit padanya. Suamiku selalu memarahi kalau mengirim sesuatu ke orang tidak dalam keadaan BARU. Tapi Melati-san sudah kuanggap adik sendiri, dia selalu datang ke rumahku kapan saja. Tahu bahwa rumah berantakan dan tidak segan ikut membantu membersihkan rumah. Katanya dulu, “Tidak apa mbak… saya makan gratis makanan Indonesia yang tidak bisa kubeli. Sebagai gantinya aku bantu bersih-bersih!”. Dia suka sekali pedas dan manis. Ah… aku kangen dia.
Jadi ada sedikit abon dalam plastik, ada sedikit keringan tempe dalam plastik. Aku menyadari sambil membuat paket kiriman itu, INI ADALAH HATI SEORANG IBU. Ingin membagikan APA yang enak, yang dia makan bersama anaknya! Aku ingat bulan Januari 2002, Satu setengah bulan sebelum Mama meninggal, dia juga mengepak barang-barang untukku. Satu koper! yang dia titipkan lewat adikku yang pulang waktu Natal. Mama selalu rapih dalam membungkus barang-barang…dan aku menghayatinya sebagai WUJUD CINTA pada anaknya!
Melati-san, kamu seperti anakku. Nikmatilah sedikit dari rumahku dan banyak dari HATIKU dan CINTAKU. Waktu kamu tidak balas messageku di LINE dalam 5 jam saja, aku sudah kelabakan. Aku takut! Takut kalau kamu “menghilang” tiba-tiba seperti suamimu 😦 Jangan ya. Beri sedikit kata padaku, supaya aku tetap bisa mengetahui, bahwa kamu sehat-sehat saja.
Anak-anakku, jika kalian bisa membaca tulisan ini kelak…. semoga kalian bisa memahami juga bahwa hati seorang ibu tidaklah rumit! Bahkan CUKUP satu huruf atau ikon di LINE, demi menjaga HATI dan CINTA seorang ibu. Dan itu bukan hanya di musim gugur saja. Sepanjang musim, sepanjang masa.
NB: Melati san adalah anak permandianku ❤