Rasa tanggung jawab merupakan terjemahan dari Sekininkan 責任感. Kemarin dulu aku sempat marah pada Kai dan mengatakan “Kamu tidak ada rasa tanggung jawab! 君は責任感がない” Dan dia sedih…. Aku pun sedih karena telah menyakiti hatinya. Tapi kupikir dia perlu tahu bahwa menjalankan tugas itu merupakan perwujudan rasa tanggung jawab itu.

Jadi ceritanya dia harus mengulang pelajaran Kanji, dengan menulis satu-satu kanji yang telah dipelajari di kelas 2 sejak awal. Ada sekitar 80 kanji. Tapi dia menuliskan dengan ogah-ogahan dan akhirnya oleh gurunya disuruh ulang menulis lagi. Karena aku mulai bekerja dia tidak mengerjakan tugas mengulang (karena tidak tertulis sebagai PR, kalau PR memang dia kerjakan. Dan kebetulan aku baca di buku penghubung bahwa gurunya minta dia menuliskan lagi, dicicil sampai akhir minggu ini. Nah, itu dia tidak kerjakan! Dia tidak merasa itu sebagai tugas, dan tidak mau menyisihkan waktu bermainnya untuk membut tugas itu. Itu yang membuatku marah.

Di satu pihak, waktu aku pergi (belum kembali) kerja, dia sempat menelepon aku dan minta ijin untuk bermain dengan temannya, yang menjemput sampai depan pintu rumah untuk bersama-sama ke taman. “Mama, temanku jemput. Aku ingin main …. boleh? ” Dan aku bolehkan. Jadi kupikir dia akan bermain sampai waktu bel berbunyi jam 5-an. Ternyata dia sudah kembali ke rumah pukul 4 dan meneleponku untuk memberitahu dia sudah di rumah, dan bertanya kapan aku pulang.

Malam harinya sebelum tidur aku tanya, “Kenapa kamu pergi  bermain cepat? Kan bisa bermain lebih lama”
“Aku kan takut kakak pulang dan tidak bawa kunci. Kan mama bilang untuk bukakan pintu kalau Kakak pulang!”
Oh… aku terharu, dan aku puji dia bahwa dia punya rasa tanggung jawab. Karena sudah ditugaskan untuk membuka pintu, dia rela mengorbankan waktu bermainnya.

Di satu pihak, kakaknya amat sangat bertanggung jawab. Dia selalu berusaha mengerjakan tugas yang diberikan dengan sempurna, meskipun kadang dia tidak mau bekerja dobel. Jadi dia harus membuat beberapa laporan untuk tugas liburan musim panas. Dan dia kemarin siang pulang ke rumah bergegas membetulkan laporan yang ternyata harus ditulis dengan bolpen. Maklum selama ini di SD semua pekerjaan pakai pensil. Jadi cepat-cepat dia mengganti tulisan dengan bolpen dan kembali ke sekolah untuk menyerahkan pada gurunya. Bayangkan dia harus berjalan kaki lagi 25 menit (one way) ke sekolah. Kebetulan ada temannya juga yang menulis dengan pensil, sehingga dia janjian untuk pergi bersama.

Adik melihat kakaknya. Semoga Kai bisa belajar lagi untuk mempunyai rasa tanggung jawab terhadap pelajaran di sekolahnya.

Kai (kiri) dan Riku (kanan) sedang menyelesaikan tanggung jawabnya 🙂

Advertisement

About Imelda

Seorang tanpa suku bangsa yang tetap mencintai Indonesia meskipun tinggal di Tokyo. Dosen bahasa Indonesia, penerjemah, editor/proof reader, narator.

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s